Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Saturday, August 11, 2012

Serba-serbi Mencuci Pakaian di Amerika

Pelajaran pertama saya sewaktu baru-baru saja memulai hidup di Amerika adalah bagaimana caranya mencuci pakaian. Mencuci pakaian adalah satu dari sederet pekerjaan rumah tangga yang mesti seseorang lakukan. Mau dia berstatus menikah atau bujangan, pekerjaan mencuci pakaian itu mau tidak mau harus dikerjakan. Fasilitas untuk mencuci pakaian itu beragam. Yang saya bahas di sini adalah fasilitas yang ada di sebuah gedung apartemen atau fasilitas umum dan bukan sarana mencuci di rumah pribadi. Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Saya lihat dua putri saya tertidur pulas di atas kursi panjang di laundromat. Sementara itu suami sedang menonton TV sambil memangku si bungsu. Saat itu saya sedang melipat pakaian yang baru saat keluar dari mesin pengering. Pemandangan itu bagi beberapa keluarga adalah bukan hal yang asing lagi. Karena orang dewasanya mesti bekerja di pagi hari sampai malam, beberapa ada yang bekerja sampai 6 hari seminggu, pekerjaan mencuci pakaian harus dikerjakan dini hari saat libur kerja. Bahkan saat kami datang ke laundromat pukul 10 malam pun, di hari-hari tertentu, laundromat itu ramainya bukan main. Beberapa laundromat terbuka 24 jam supaya orang-orang yang kerjanya dalam shifts bisa tetap mencuci pakaian mereka.

Fasilitas umum untuk mencuci pakaian di sini disebutnya LAUNDROMAT. Masing-masing laundromat punya nama-nama unik, seperti "Spic and Span", "Sack of Suds", "Tumble O'Clean" dll. Masing-masing laundromat punya ciri khas tersendiri dan cara menarik perhatian pelanggan. Saya dan keluarga sudah beberapa kali berganti laundromat. Ada laundromat yang menyediakan minuman hangat seperti kopi atau teh dan kue-kue kering. Ada pula yang memberikan kesempatan mencuci gratis untuk setiap 10 kali mencuci. Jadi masing-masing pelanggan diberikan semacam kartu yang nantinya dicap atau dilubangi oleh penjaga laundromat. Sesudah kartu itu penuh 10 kali, pelanggan bisa mencuci gratis terserah apapun ukuran mesin cucinya. Pembayaran untuk pemakaian mesin-mesin di laundromat beragam. Pembayaran yang umum dalah memakai koin berupa uang logam 0.25 cents. Pelanggan bisa mendapatkan tukaran uang receh di mesin khusus yang menerima uang kertas $1, $5, $10 dan $20. Laundromat lain ada yang menggunakan kartu khusus yang mereka keluarkan. Kartu ini bisa diisi ulang oleh pelanggan. Untuk pembelian kartunya, pelanggan harus membayar $2, baru kemudian bisa mengisi sesuai keperluan. Di kartu tersebut terdapat computer chip yang gunanya untuk membaca akses kartu di tiap mesin.

Di laundromat ada beberapa ukuran mesin cuci: kecil, medium dan big loads. Mesin cuci atau washer ukuran kecil ini biasanya membutuhkan $2.50 sampai $3 untuk menjalankannya. Sedangkan untuk mesin cuci medium membutuhkan $3.50 sampai $4.50. Mesin cuci big loads betul-betul ukurannya besar, sampai-sampai anak kecil pun bisa masuk ke dalamnya. Mesin ini membutuhkan $5 sampai $6 untuk menjalankannya. Sedangkan untuk pemakaian mesin pengering atau dryer membutuhkan 0.25 cents per 8 menit atau kalau hitungannya sama rata untuk beberapa menit di beberapa laundromat, membutuhkan $1.50 per putaran pertamanya. Kalau cuciannya belum kering dan mau menambah waktu, tinggal memasukkan uang lagi. Ukuran mesin pengering biasanya sama. Tapi di beberapa laundromat disediakan mesin pengering jumbo yang daya pengeringnya untuk standar industri. Untuk memulai menjalankan mesin besar ini membutuhkan 0.50 cents.

Pengalaman unik saya selama mencuci pakaian di laundromat umum maupun di apertemen beragam. Suatu waktu seorang pelanggan lain berusaha menuang bleach (pemutih) ke dalam mesin cuci big loads. Karena mesinnya tinggi, dia harus memakai tangga lipat. Sedangkan saat itu saya sedang di mesin sebelahnya sedang memasukkan pakaian. Bleach yang dia tuang muncrat ke saya dengan hebohnya, membuat saya marah-marah ke orang itu. Karena bukan hanya bleach itu membahayakan buat saya, itu juga bisa membuat pakaian saya belang-belang menjadi putih. Lain waktu ketika saya membuka untuk memakai mesin pengering yang kosong tapi masih berputar, tiba-tiba sebuah benda melayang ke arah saya. Saya kaget dan lebih terpana lagi karena benda itu ternyata sebundel uang kertas berjumlah $15. Namanya rezeki, lumayan bisa untuk mencuci lagi. Pengalaman lain sewaktu saya masih memakai ruang laundry di apartemen lama, suatu pagi saya menemukan 2 mesin pengering ditidurkan dan bagian tempat penampungan uangnya terbuka. Rupanya ada yang berusaha mendongkel kotak uangnya untuk mencurinya. Cerita lain sewaktu beberapa bulan lalu, pak walikota datang meninjau laundromat saat saya sedang mencuci di situ. Pak walikota datang sebagai tamu turut merayakan ultah ke-5 laundromat favorit saya itu dan merupakan upaya walikota serta pemerintah kota untuk memajukan usaha lokal. Kemudian kami disuguhi makan siang yang nikmat oleh si pemilik laundromat.

KETERANGAN PHOTO:

Photo pertama adalah sederetan mesin-mesin pengering ukuran biasa.
Photo kedua adalah sederetan mesin-mesin cuci ukuran kecil.

1 comment:

  1. aranolein wrote on Feb 9, '11
    Pajangan di atas mesin-mesin cucinya bikin ngiler..Lucu2 banget! *Maap OOT*

    dianadji wrote on Feb 9, '11
    Pemilik laundromatnya suka suasana laut dan pernak-pernik New Enland, Anne.

    aranolein wrote on Feb 9, '11
    Nice! Itu ada yang helm buat menyelam, dan jam dindingnyaa.... huaaa!

    dianadji wrote on Feb 9, '11
    Di belakang helm menyelamnya ada gosokan baju jaman dulu kala, Anne.

    ReplyDelete