Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Saturday, August 11, 2012

PENGALAMAN: Berpuasa Ramadhan di Negeri Paman Sam

"Are you gonna die?", itu pertanyaan kawan kerja saya ditambah reaksinya yang terlihat sangat menguatirkan saya. Saya cuma tersenyum lebar,"Of course, not." "But, you have to eat, right?" wajah kawan saya masih kurang percaya ada orang yang rela tidak makan dan minum seharian. Dan lebih terbelalak lagi matanya sewaktu saya bilang kalau saya (dan kaum Muslim lain) berpuasa sebulan lamanya. Itu adalah sedikit pengalaman saya saat menjalankan puasa di negeri sekuler yang kebanyakkan penduduknya Non Muslim ini. Sebagai Muslim yang orang Indonesia, saya dan keluarga termasuk minoritas dibandingkan dengan sekian millyar penduduk Amerika Serikat dan lebih minoritas lagi dibanding kaum Muslim dari negara lain.

Berpuasa Ramadhan di Amerika berarti harus menerangkan seluk-beluk menjadi Muslim pada orang lain supaya mereka mengerti. Reaksi pertama tentu saja mereka tidak percaya, terutama dari kalangan orang-orang Amerika yang kurang paham tentang Islam. Di sekolah anak-anak, keberadaan perayaan Ramadhan cukup diketahui banyak pihak. Sehingga untuk menjelaskan kenapa ada anak-anak yang tidak ikut makan pagi dan makan siang bisa dimengerti. Dan untuk saya yang pernah berpuasa sewaktu bekerja, ada waktunya dimana saya harus menerangkan hal-hal tentang Islam pada beberapa orang supaya mereka lebih mengerti. Menekankan bahwa berpuasa Ramadhan bukanlah upaya menyiksa diri, itu yang selalu saya tegaskan. Sebab konotasi dari berpuasa adalah sebuah penderitaan. Siapa sih yang mau selama 12 jam (atau lebih) memilih untuk tidak menyantap makanan atau minuman, begitu pikir mereka.

Di tempat kerja saya dulu, saya dan beberapa kawan Muslim (dari Malaysia & Afrika) sangat beruntung. Karena boss kami, seorang kulit putih Amerika, sangat mengerti perbedaan kepercayaan dan agama. Pada jam-jam tertentu saya dan kawan saya bisa bergantian sholat di kantor si boss tanpa diganggu. Bahkan boss saya itu mau menunggu di luar kantornya atau menggantikan kerja saya sementara saat saya (atau kawan saya) sedang sholat. Kawan-kawan saya yang Non Muslim juga adalah orang-orang yang toleran terhadap agama orang lain. Meski sepertinya gaya hidup mereka termasuk yang bebas, mereka memperhatikan kami yang di mata beberapa orang mungkin aneh. Kawan kerja saya, Paul, dia termasuk yang perhatian kalau saya bilang saya sedang berpuasa. Saat bekerja dengan dia, dialah yang sibuk mencari jam waktu matahari terbenam di koran. Lalu saat saya sedang melayani para pelanggan, dia akan menyuruh saya buka puasa dan dia menggantikan saya. Dan saat waktunya sholat pun, dia tidak keberatan bekerja sendirian untuk beberapa saat. Kawan kerja lainnya, kalau misalkan mereka makan atau minum di depan saya, mereka bilang,"Sorry, Di", dan kadang memilih menyantap hidangan mereka di kantor boss supaya tidak menganggu saya.

Orang-orang Amerika biasanya digambarkan sebagai orang-orang yang kurang perduli sekelilingnya. Berbagai kepercayaan terutama di negara-negara Muslim tentang ketidakperdulian pemerintah Amerika dan para Non Muslim yang ada di Amerika, saya dan banyak kaum Muslim lainnya buktikan ketidakbenarannya. Pengalaman saya sewaktu saya sedang hamil atau menyusui dan berkeinginan untuk berpuasa pun diperhatikan oleh Physical Physician saya waktu itu. Dia ingin tahu hukumnya secara rinci mengenai wanita hamil atau menyusui dan berpuasa Ramadhan. Maka jangan heran kalau dia tahu dalil mengenai pembayaran Fidyah segala. Memiliki beberapa pasien yang Muslim menjadikan dia lebih berpengalaman dan tahu banyak hal dari mereka. Dan itu tentu saja membantu menjembatani perbedaan budaya dan kepercayaan yang ada. Sewaktu Idul Fitri datang, orang-orang seperti boss saya (dan istrinya), Physician saya dan guru-guru di sekolah anak-anak termasuk orang-orang Amerika yang memberikan selamat merayakannya. Menjadi Muslim di Amerika tidaklah selalu sulit dalam menjalankan ibadah seperti yang ditakutkan beberapa pihak di negara-negara Muslim. Justru dengan adanya perbedaan dan perayaan-perayaan tertentu, misalkan Ramadhan, bisa membantu menggambarkan hal yang baik dan positif tentang kaum Muslim yang sering dihubungkan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan di dunia.


D. Yustisia





(Ditulis dan dipasang di blog dianadji.multiply.com 28 Agustus 2009 - photo dari kunjungan ke MET Museum)


(Saya dan keluarga mengucapkan,"Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Semoga Allah menambahkan rahmat dan hidayah-Nya di bulan suci ini. Semoga dosa-dosa kita lebur lewat ibadah yang kita jalankan. Amin")

2 comments:

  1. Dydy wrote on Aug 28, '09 baik amat Paul ya..:D

    dianadji wrote on Aug 28, '09 Paul, Danny, grandpa Dennis, baik semua, pengertian.


    lostsoul07 wrote on Aug 28, '09
    Wow Mbak...you say it way better than anyone else.
    I have always wonder about this and if I am happen to go somewhere place, what would it be to keep doing everything like Puasa and all.
    Your post is moving and worth given a thought :)

    Selamat Berpuasa to you Mbak and Family..:)


    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Well, you have to be firm with your self first. Don't expect people to understand you when you do what you have to do. It's about religion and faith, so therefore everybody has the right to do whatever he or she believes anytime, anywhere.


    essymoestl wrote on Aug 28, '09
    Selamat berpuasa buat Mbak & keluarga .. !

    nonragil wrote on Aug 28, '09
    Selamat berpuasa buat kamu sekeluarga, Di.

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Merci, mbak Helene.


    adekbayi wrote on Aug 28, '09
    sama .. disini komen nya rata2 .. kalo gak makan masih dianggap wajar biasa .. tapi kalo sampe gak minum seharian khan bahaya kata nya mereka hehe

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    kalo gak makan masih dianggap wajar biasa .. tapi kalo sampe gak minum seharian khan bahaya kata nya mereka
    Gimana kalau mereka tahu anak2 kecil sudah pada puasa seharian ya? Jangan2 ortunya dituduh menelantarkan anak, hahaha.


    squishsquash wrote on Aug 28, '09
    Selamat berpuasa Di :) Buka nya jam berapa Di di tempat mu?

    dianadji wrote on Sep 5, '09

    Hello, Re, makasih. Kamu puasa? Buka puasa di tempatku jam 1/2 8 malam.

    bunda3f wrote on Aug 28, '09
    org2 Amerika udah lebih terbuka kog
    dulu dekat apartemenku malah ada masjid besar

    selamat puasa mbak...dulu ngalamin gini juga
    cuma kebagian pas winter yg jam puasanya lebih pendek..hehehe

    dianadji wrote on Sep 5, '09

    Nggak di semua negara bagian sih, May. Di daerah midwest dan southern kan masih cukup racial. Juga nggak di semua kota org2nya bisa tepo seliro. Kembali ke pribadi masing2 deh bagaimana memandang kepercayaan org lain.

    dianadji wrote on Sep 5, '09

    Iya enak tuh, Subuhnya jam 6 pagi, Maghribnya jam 4 sore.

    virsaq wrote on Aug 28, '09
    Disini juga sama suka ditanya "are you not hungry?", dll...ya aku jawab lapar hehe lha puasa kalo gak lapar kan malah jd curiga xixixix...jokes apart, disini juga lumayan toleran, dr sini kita bisa merasa bagaimana rasanya menjadi "minoritas",dimana Idul Fitri bukan menjadi public holidays. Jadi lebih bisa menghargai umat agama lain. Disini, pada waktu Eid, kita harus berpikir siapa2 tamu yg akan dtg dan menyiapkan hidangan yg sesuai dg agama tamu yg akan diundang "no beef, pure vegetarian, no onion/garlic dishes" dll. Walopun ada beberapa orang yg istilahnya sangat strict dg agama mrk, so far everything is fine. I hope it will remain that way....:)

    dianadji wrote on Sep 5, '09

    Ini yg suka bikin repot, kalau Idul Fitri jatuh pas hari kerja & sekolah. Thn lalu sampai kacau deh. Karena suami mesti ngantor pagi2 dan nyari tpt sholat deket kerjanya susah. Sedangkan aku bingung mau meliburkan anak2 atau nggak dr sekolah mereka. Sebab kalaupun meliburkan diri (minta ijin), nggak ada kegiatan yg benar2 kayak perayaan Ied di Indonesia. Jadi drpd anak2 bete ya mereka tetap sekolah aja lah.

    ReplyDelete
  2. direfresh wrote on Aug 28, '09
    LIKE mode ON ... keren, Mbak. Jadi punya gambaran deh kayak apa rasanya puasa di sana. Selamat berpuasa juga ya.

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Selamat berpuasa juga ya.
    Senang bisa berbagi cerita, Diah.


    hennymamaping wrote on Aug 28, '09, edited on Aug 28, '09
    Syukurlah, segalanya dipermudah sehingga niat untuk beribadah pun dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Tulisan ini juga bagus sekali...

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Iya,Hen, kalau org beribadah enak rasanya kalau dipermudah jalan mendapatkan imbalan. Thanks ya perhatianmu.

    dwakkary wrote on Aug 28, '09
    alhamdulillah ya di, bisa merasakan 'keajaiban' di bulan ramadhan di negeri orang. disini mah ya, biar kata bulan puasa yang mo makan....minum ya minum.. without saying sorry

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Terlalu biasa kali ya, mbak, menghadapi org berpuasa kalau di Indonesia, jadi tenggang rasanya kurang.

    namakuadelina wrote on Aug 29, '09
    alhamdulillaah kalau mba di' dan keluarga bisa menjalankan ibadah termasuk puasa dengan baik di sana, ikut senang:)
    Met puasa juga. Aamiin utk doanya...

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Alhamdulillah, Del.

    ikaardina wrote on Aug 29, '09
    Mestinya tulisan ini dikirim ke bbrp media di indonesia yg "anti amerika" Di..

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Kayaknya masih kurang berbobot, Ka. Tapi terima kasih idenya.

    suzyflorida wrote on Aug 29, '09
    Selamat menjalankan ibadah puasa ya Di..

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Sama2, Suzy. Semoga lancar ibadah kita.

    muylinda wrote on Aug 29, '09
    wah pengalaman yang bagus mba Dian, saya juga pernah mengalaminya, ternyata teman2 mba dian sangat perhatian juga ya.
    dan selamat menjalankan ibadah puasa, semoga mba dian dan keluarga bisa menjalankan puasa dengan lancar di negara orang. Amin

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Terima kasih perhatiannya, mbak Wati. Selamat berpuasa juga, maaf lahir batin.

    astridchocolate wrote on Aug 29, '09
    alhamdulillah ya mbak. Alangkah indahnya jika bisa hidup tepo seliro...saling toleransi...
    Selamat puasa juga ya chingu. btw bayu juga sudah puasa hingga maghrib?

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Waduh, belum kuat tante. Emily aja yg penuh, Cid. Audrey separo hari, itu dgn catatan dia nggak merasa "dying" krn lapar, hahaha. Aku nggak maksakan anak2 mesti puasa penuh. Mereka mesti benar2 mengerti dulu hukum Islam puasa ini, sebelum praktek dgn penuh.

    agneswollny wrote on Aug 31, '09
    Selamat menjalankan ibadah puasa buat Dian sekeluarga.

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Vielen dank, mbak Ag.

    ariepunya wrote on Aug 31, '09
    selamat menjalankan ibadah puasa ya mba Di..

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Selamat buat kamu juga, Rie. Moga2 kamu sehat selalu ya.

    desyfaudia wrote on Aug 31, '09
    Hihihi... bener kok emang mereka comment gitu, mereka gak tau, gimana dasyatnya kalo dah NIAT puasa :-)
    met Puasa Di ...

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Ya, maklum, org awam yg tahunya ttg kaum Muslim cuma dlm bentuk terorist.

    intanpratiwi wrote on Sep 4, '09
    enak ya, tinggal di negeri orang jadi punya banyak pengalaman..
    selamat puasa ya, mbak.. :)

    dianadji wrote on Sep 5, '09
    Terima kasih, mbak Intan.

    family100 wrote on Sep 16, '09
    Menguak kenangan ketika tinggal di San bernardino 15 tahun lalu ..:)

    sialle wrote on Sep 8, '10
    Hebat.... Penjelasan mbak Dian itu bagian amal ibadah dan syiar ISLAM... Selamat berpuasa dan besok sdh Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf lahir bathin...

    ReplyDelete