Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Saturday, August 11, 2012

Sayur Lodeh di Amerika Juga Ada!

Suatu hari saya ngobrol lewat Facebook dengan adik ipar saya di Jogja. Saya cerita kalau hari itu saya sedang masak sayur lodeh. ,"Loh, mbak, dapat dari mana sayur lodehnya?" begitu tanggapannya. Saya cuma tersenyum sendiri. Tapi memang sulit membayangkan di negeri Barat seperti Amerika Serikat, masakan tradisional Indonesia itu bisa didapat. Lalu adik ipar saya jadi penasaran ingin tahu darimana saya mendapatkan bahan-bakan masakannya. "Ada nangka di sana, mbak?" Kemudian mulailah saya bercerita panjang-lebar layaknya seorang bu guru mendongeng pada muridnya. Saya berharap pengalaman saya ini bisa berguna dan membuka wawasan semuanya.

Di negara bagian yang saya dan keluarga tinggali, saya tidak sulit untuk menemukan toko atau supermarket Asia. Untuk keperluan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan oleh kebanyakkan orang Indonesia, toko Asia ini tentulah suatu yang utama untuk didatangi. Awalnya tentu saja saya berusaha mencari tahu nama-nama bahan-bahan makanan yang saya sudah kenal dari dapur ibu saya. Tapi tentu saja tidak mudah, karena saya mesti mencarinya dalam istilah Inggris (ala Amerika tentunya). Mulailah saya memperhatikan hampir seisi toko atau supermarket untuk mencari tahu nama benda-benda tertentu yang saya cari. Nama-nama benda-benda penting dapur ini sayangnya tidak bisa kita temukan di kamus Indonesia-Inggris.

Beberapa bahan makanan penting yang saya harus pahami di awal memasak sendiri dan suami, adalah berbagai macam rempah, bawang, nama sayur-sayuran, santan, sampai ke nama alat yang saya pakai untuk memasak. Kalau soal istilah alat masak seperti panci itu mudah. Tapi kalau yang wujudnya penggorengan cekung seperti punya ibunda di rumah apa namanya? Ternyata dipanggilnya "wok", mengikuti orang-orang China yang mengenalkannya. Lain lagi dengan nama-nama bawang. Saya pikir kalau yang maksudnya bawang merah seperti yang biasa dipakai di Indonesia diinggriskan menjadi "red onion". Nyatanya, di pasaran, yang namanya "red onion" itu bawang sebesar bawang bombay yang warnanya tentu saja merah. Awalnya saya memakai "red onion" ini untuk memasak, karena saya pikir ini bawang merah itu, meski wujudnya beberapa kali lipat lebih besar. Kemudian saya tahu lewat channel memasak di TV, kalau bawang merah yang biasa dipakai ibunda saya memasak itu disebutnya "shallot". Ternyata hasil masakan saya berbeda kalau saya menggunakan "red onion" dengan "shallot" ini. Dengan "shallot", masakan saya lebih lezat.

Nama-nama lain lalu jadi tambahan pengetahuan selanjutnya, misalnya yang berhubungan dengan sayur-sayuran sampai jenis ketela. Sewaktu saya berniat membuat sop, saya mencari buncis dan mesti tahu namanya. Saat saya ingin membuat oseng-oseng, saya butuh kacang panjang, saya perlu juga tahu namanya. Sedangkan waktu saya mau membuat kolak kacang ijo, apa lagi namanya di pasaran? Buncis disebutnya "green beans", sedangkan kacang panjang disebut "long beans" dan kacang ijo disebutnya "mung beans". Ada tambahan lagi soal perkacangan, yaitu sebutan  kacang merah untuk sop, "red kidney beans". Menyoal nama-nama sayur-sayuran, kalau cuma "carrots" dan "cabbages" saja untuk wortel dan kubis/kol, termasuk mudah. tapi begitu masuk kategori sayur-sayuran eksotis terutama yang berasal dari Asia atau Amerika Selatan, tiba-tiba saja saya seerti tersesat. Ini hasil penyelidikan saya: labu siam itu disebutnya "chayote", kangkung itu dipanggilnya "water spinach" dan bayam disebutnya "spinach". Ada 3 jenis sayur dengan kategori bayam ini: yang daunnya merah menghasilkan kuah berwarna merah nantinya, yang daunnya kecil dan lebih mirip dengan bayam di Indonesia disebutnya "baby spinach" dan yang daunnya besar-besar disebut "spinach" saja.

Hal lain yang mesti saya pelajari adalah nama-nama rempah-rempah. Ini yang lebih sulit dibanding nama-nama jenis sayur atau bawang. Sebab beberapa nama kalau di Amerika didasarkan ada bagaimana orang-orang yang mengenalkan rempah itu menyebutnya. Misalnya: temu kunci yang disebut "kachi" oleh orang Thailand, begitu pula disebutnya di pasaran. Kecuali temu kunci dalam bentuk frozen dari Vietnam yang disebutnya "rhizome" di kemasannya. Rempah lain lengkuas yang disebutnya "galangga". Daun salam disebutnya "bay leaf". Tapi daun salam alias "bay leaf" yang ada di pasaran Amerika berbeda sekali dengan daun salam dari Indonesia. Daun salam di Amerika umumnya disebut "Indian bay leaf", yang sewaktu saya coba pakai memasak sayur asam jadi aneh aromanya. Untungnya ada supermarket yang menjual macam-macam bahan makanan dari Indonesia, jadi daun salam untuk berbagai masakan Indonesia pun terjamin.

Lalu apa saja bahan-bahan makanan atau masakan dari Indonesia yang bisa saya temui di Amerika, sehingga saya bisa membuat sepanci sayur lodeh? Beberapa bahan makanan ini wujudnya ada yang berupa kalengan seperti nangka dan santan. Perlu diketahui, santan itu disebutnya "coconut milk", sedangkan air kelapa disebutnya "coconut juice". Jadi jangan sampai terbalik saat menyebutkan namanya, karena nanti bisa berubah hasil masakannya. Untuk memanggil sereh yang membuat wangi itu di sini disebutnya "lemon grass". Sedangkan untuk terasi (yang ada di sini yang berasal dari Malaysia), disebutnya "fish paste". Soal wangi dan rasanya, kebetulan merk yg saya pakai ini serupa dengan yang di Indonesia. Jadi kalau saya sedang memasang oseng-oseng pakai terasi, ketiga anak saya protes karena baunya yang aduhai. Selain itu di sini juga saya bisa menemukan kemiri atau "candle nuts". Nangka bentuknya kalengan dan kalau nangkanya masih muda atau hijau disebutnya "young jack fruit", kebalikkannya dengan nangka kuning untuk membuat es campur, "jack fruit". Di sini ketumbar itu disebutnya "corriander", sedangkan untuk jinten putih disebutnya "cumin" dan jinten hitam (yang suka saya bubuhkan untuk lodeh saya, disebutnya "caraway". Sekarang, ada yang mau semangkuk sayur lodeh buatan Amerika?


D. Yustisia

7 comments:

  1. miapiyik wrote on Feb 10, '11
    Dian, enaknya makan sayur lodeh
    iya betul, selama deket2 toko Cina/Thai/Vietnam, bahan makan kalengan mudah diperoleh
    aku malah notice, rebung kalengan pas di Jerman dulu, ngga bau amoniak dan yummy dibikin lumpia basah
    dibanding sini, rebung segernya suka rejeki2an, kadang berbau

    TFS coconut juice adalah air kelapa, kalau baca resep bahasa Inggris buru2, pernah kukira ini adalah cantan encer lho, bukan air kelapa

    dianadji wrote on Feb 10, '11
    Hehehe... kalau niat bikin kolak, bisa kacau tuh mbak kalau salah beli.

    dianadji wrote on Feb 10, '11
    Kebetulan aku & suami kurang suka dengan rebung, mbak. Tapi memang mutu makanan kaleng yg dr Thailand, terutama, itu benar2 terjamin. Bahkan skrg malah hampir semuanya ada sertifikasi halalnya.

    ReplyDelete
  2. uriagustiono wrote on Feb 10, '11
    Aku mbak....Aku juga sering ditanya disana makanannya apa? Kalo aku jawab soto, rawon dll, mereka langsung ngomong "di australia kok ada soto dan rawon". Makanya daripada njawab pertanyaan terus2an , aku upload hasil masakanku yang khas indonesia di fesbukku, biar mereka tahu kalo di australiapun aku bisa makan sepiring siomay plus bumbu kacang pedasnya he he


    dianadji wrote on Feb 10, '11
    Iya, aku bilang ke teman2ku aku makan tape ketan item sama tape singkong, mereka nggak percaya. Alhamdulillah, soal makanan tradisional Indonesia aku bisa masak sendiri atau bisa mendapatkannya dgn mudah, meski itu harus ke New York atau Philadelphia.

    ReplyDelete
  3. myshant wrote on Feb 10, '11
    iya mb Dian ...pas nonton masterchef saya juga belajar nyocokin antara bumbu yg saya lihat dengan terjemahannya
    weleh, kalau bumbu dan empon2nya masih bentuk aslinya dan belinya di swayalan yg ngambil sendiri, mungkin gak perlu pusing sama bhs inggrisnya ya :)


    dianadji wrote on Feb 10, '11
    Enaknya memang kalau tinggal ambil aja dari rak, Shan. Biasanya di depan raknya kan disebutkan namanya atau di kertas bukti bayarnya. Susahnya, kalau ke toko Asia lebih sering nama asli dari lidah pemilik tokonya yg ditulis. Mana ngerti aku singkong dalam bhs China, hahaha. Makanya kalau pas ke toko Asia, aku suka tanya barang ini disebutnya apa di bhs org bersangkutan (pemilik tokonya).

    Misalkan bawang aja, di sini jenisnya beda2 dan namanya macam2:

    - bawang bombay = onion ada jenis yg yellow onion, spanish onion dan vidalia onion (ini lebih mahal dan manis rasanya)

    - bawang putih: garlic
    - bawang merah: red onion, shallot

    jenis bawang lain: pearl onion, warnanya putih tapi mirip bombay dalam bentuk kecil sebesar kelereng.

    ReplyDelete
  4. akuhanif wrote on Feb 11, '11
    Brarti meski jauh dari kampung halaman g berarti g bisa nikmatin menu tradisional yahh.. Kebayang nikmatnya makan lodeh dan tempe goreng di amerika :D


    dianadji wrote on Mar 18, '11
    Kan maunya tetap bisa mencintai tanah air toh. Lagipula, masakan Indonesia itu kan yg lebih aku tahu cara bikinnya, haha. Biarpun tinggal di luar negeri, selera sih tetap kampung halaman. Itu skrg menular ke anak2. Mereka suka minat dibuatkan opor, bacem atau semur. Sesekali mereka makan nasi, telur goreng plus kecap, hahaha.

    ReplyDelete
  5. nonragil wrote on Feb 11, '11
    Yang lucu, kakak iparku ke daerah China Town, dia mau beli jahe, eh...yang diambil malah lengkuas. Yang ada dia bingung, itu lengkuas untuk bikin apa.

    dianadji wrote on Mar 18, '11
    Dibuat sambel goreng aja lah. Tinggal beli tahu sama udang atau kentang sama hati sapi.

    ReplyDelete
  6. Asik, nambah pengetahuan nih ..jadi ngga akan panik kalau mau masak lodeh di Amerika *sekalian aja sambil berkhayal mau ke luar negri* hahahahhaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau panik nanti gosong loh! Hahaha... Biar nggak tahu namanya, kalau lihat wujudnya pasti tahu deh apa aja bahan2nya memasak. Berkhayal itu perlu kan, Anne, supaya kita lebih semangat.

      Delete