Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Thursday, August 9, 2012

God Bless Your Laundry dan Cerita Unik Lain dari Laundromat

Sabtu yang baru saja lewat, saya pergi ke laundromat. Saya datang pagi saat laundromat masih agak sepi. Saat sedang menunggu putaran cucian selesai, tiba-tiba datang tiga wanita paruh baya ke laundromat. Mereka mengenakan kaos merah dan salah satu diantaranya dengan lantang menyapa, "Good morning. We're here to bless your laundry". Saya dan beberapa pelanggan lain dan juga pemilik laundromat terkesima. Ada apa ini, "laundry blessing" segala? Lalu si ibu berkulit hitam dan berkacamata itu meneruskan lagi,"We're going to pay for all your laundry needs." Wah, menarik sekali ini!. Rupanya ketiga ibu itu berasal dari sebuah gereja di kota kami dan sedang berusaha memperluas jaringan. Tapi mereka tidak terlalu menekankan pada hal-hal yang misionaris. Saat si ibu mendekati saya dan menawarkan untuk membayar semua mesin pengering cucian yang saya pakai, beliau bilang,"God bless you for doing laundry." Waduh, saya hampir terbahak-bahak mendengarnya.Lalu si ibu memasukkan satu demi satu uang receh 25cents ke dalam 4 mesin pengering yang saya pakai. Kebetulan sekali cucian kotor saya sedang banyak, lumayan saya mengirit $5 untuk mengeringkan pakaian. Beberapa pelanggan lainnya yang baru saja datang masing-masing diberikan 1 bungkus kumpulan receh bernilai $10 untuk memakai mesin cuci. Benar-benar Sabtu yang menguntungkan.

Di lain waktu, laundromat selain menjadi tempat membersihkan pakaian, juga menjadi tempat menyaksikan suatu peristiwa. Seperti waktu ada pernikahan yang berlangsung di gereja seberang laundromat. Saya, pemilik laundromat bernama Patricia dan kawannya yang sudah sepuh asyik membincangkan kerabat dari mempelai yang sedang menunggu di luar gereja. Orangnya tampan dengan rambutnya yang keriting dan gaya yang sangat "boyish", padahal usianya sudah 30-an. Pada kesempatan lain kami membincangkan upacara penguburan yang berlangsung, yang diiringi dengan alunan bagpipes. Kadang di tengah-tengah kebosanan menunggu, ada saja peristiwa aneh tapi nyata yang terjadi. 

Seperti saat Patricia bercerita tentang seorang ibu yang saya juga tahu datang bersama bayinya ke laundromat. Ibu ini suka sekali berpakaian seronok, entah itu memakai baju kutangan, tanpa lengan atau berupa kemben dan celana pendek yang sangat pendek. Suatu hari si ibu sedang menunggu cuciannya dan hendak menyusui bayinya. Menurut Patricia yang ada di situ bersama putranya yang berusia 40-an tahun, si ibu membuka baju kembennya sebelah kiri dan memperlihatkan payudaranya. Lalu menarik bagian sebelah kanan dan memperlihatkan payudara sebelahnya untuk kemudian menyusui bayinya. Tentu saja Patricia dan putranya terbelalak kaget memperhatikan ini. Si ibu sepertinay merasa nyaman saja memperlihatkan satu payudaranya di laundromat tanpa berusaha menutupinya sama sekali.

Peristiwa menarik dan unik lainnya saya alami sewaktu pagi hari saya sedang membereskan pakaian kotor. Seorang bapak mendatangi putra si pemilik laundromat di luar. Mereka saya lihat sedang terlibat pembicaraan serius. Lalu Jim, si pemilik laundromat masuk ke dalam dan memanggil saya. Dia bertanya apakah saya bisa mengikatkan dasi. Saya sempat heran tapi langsung menjawab,"Yes, I can." Kemudian si Jim meminta saya menolong si bapak tadi yang rupanya membawa sebuah dasi berwarna biru ke laundromat. Jim bilang dia tidak bisa mengikatkan dasi, sebab selama ini ibunya yang memakaikannya. Si bapak memberikan dasinya ke saya dan saya ikatkan dengan rapi ke dia. Dengan suara yang pelan si bapak bilang "thank you" dan bergegas keluar dari laundromat dengan wajah yang serius. Sepertinya dia nervous. Mungkin dia akan menghadapi wawancara kerja. 

Beragam cerita yang terjadi di laundromat ada juga yang memilukan. Seperti waktu seorang pekerja laundromat datang bekerja dengan wajah yang biru-lebam. Dia bercerita tentang penganiayaan yang terjadi terhadapnya oleh 2 tetangganya. Cerita lain saat sepasang suami-istri yang sama-sama sudah nenek dan kakek datang ke laundromat dan bertengkar hebat. Pekerja laundromat sampai mengancam akan memanggil polisi karena pertengkaran mereka sudah menuju ke hal fisik. Kejutan pun pernah terjadi sewaktu bapak walikota bersama rombongannya berkunjung ke laundromat untuk menyapa para pemilik, mencicipi panganan yang disajikan dan beramah-tamah. Rasanya aneh juga mencuci sambil disaksikan walikota. Itulah kenapa buat saya mencuci pakaian di laundromat itu kadang bukan hal yang menjemukan. Sebab entah cerita apa lagi yang bakal berlangsung di depan mata, kita tunggu saja tanggal mainnya.


D. Yustisia

(Ditulis dan dipasang di dianadji.multiply.com 14-6-12)




Keterangan photo:

Photo A: type mesin cuci ukuran sedang(40 pounds) dan besar (60 pounds)
Photo B: mesin-mesin cuci dan pengering serta meja untuk melipat baju




Photo C: beberapa mesin pengering cucian

 

No comments:

Post a Comment