Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Monday, July 15, 2013

Wisata Kuliner: Hope's Cookies dan Peace A Pizza di Bryn Mawr Village

Saat saya dan keluarga menjelajahi desa Bryn Mawr di negara bagian Pennsylvania, kami melewati sebuah toko yang meriah bagian luarnya. Di halaman parkir toko berupa kedai es krim dan kue-kue ini, terdapat dua patung sapi yang menyambut siapapun yang melewati jalan utama. Gedungnya berwarna putih dan biru muda yang cerah dengan hiasan berupa lukisan dinding dan di bangku di teras toko. Sebuah lengkungan mengantarkan pelanggan ke pintu masuk, yang dirambati bunga Mandevilla. Begitu saya dan anak-anak masuk ke dalam toko yang bernama HOPE'S COOKIES & DAIRY BAR, aroma lezat dan memabukkan menyambut kami, dari kue-kue yang baru saja dikeluarkan dari oven. Rupanya toko ini bergabung dengan restoran di sebelahnya, PEACE A PIZZA. Anak-anak segera sibuk memperhatikan pilihan es krim yang terlihat dari dua etalase yang memperlihatkan beberapa ember es krim. Si bungsu memilih es krim bernama "crazy vanilla" yang berwarna-warni, sementara si tengah memilih "double chocolate". Saya sendiri tertarik dengan jajaran kue-kue yang ditawarkan. Meskipun rupanya sama dengan kue-kue di toko atau bakery lainnya, tetapi rasa dari Hope's Cookies ini memang enak. 





Anak-anak menikmati es krim mereka sambil duduk di teras toko sementara hujan mulai turun rintik-rintik lalu menjadi deras. Bangku yang mereka duduki berhiaskan gambar-gambar yang menarik yang pasti hasil karya seniman lokal. Sedangkan kesempatan kami untuk menjajal pizza di restoran sebelah Hope's Cookies, bernama Peace A Pizza (peace di sini adalah pengartian lain dari sebutan "piece" atau potongan), datang saat kami selesai menjemput si sulung dari kampus Bryn Mawr College. Putri kami sedih karena harus berpisah dengan teman-teman satu camp-nya yang selama seminggu menjadi dekat satu sama lain. Untuk menghiburnya dan juga karena kami belum makan malam, sementara waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, kami makan di Peace A Pizza. Bayangkan saja di malam minggu yang cerah, hanya restoran ini yang kelihatan ramai dan masih buka. Keasyikkan dari restoran pizza ini adalah kami bisa memesan pizza dalam bentuk potongan, hitung-hitung menjajal bagaimana rasanya. Kami masing-masing memilih pizza dengan rasa dan topping yang berbeda, yang porsinya cukup besar untuk satu orang dan termasuk murah. Di restoran itu juga ditawarkan minuman soda hasil racikan mereka sendiri. Sodanya berupa "free refill" dan kami bisa menjajal beberapa macam soda di mesinnya. Pizza pilihan saya, Mediterranean pizza benar-benar lezat! Tapi sebetulnya, ada satu hal yang menarik perhatian kami tentang restoran pizza ini selain nama dan sajian makanan serta minumannya yang belum pernah kami jumpai di restoran lain, bisa tebak apa itu? 


 Bagian depan toko kue dan es krim, Hope's Cookies.

Bagian samping toko.



Bunga-bunga yang menghiasi teras toko.



Bangku-bangku di teras toko dengan gambar-gambar unik.





Restoran Peace of Pizza, ada yang lain dari yang lain yang menarik perhatian kami.




Menguak Keindahan Sebuah Desa Bernama Bryn Mawr

Kira-kira sekitar 20 menit perjalanan mobil dari Philadelphia, ibukota negara bagian Pennsylvania, terdapat sebuah desa bernama Bryn Mawr. Meskipun namanya "Village of Bryn Mawr", jangan membayangkan sebuah tempat yang terdiri dari pertanian atau peternakan, dengan rumah-rumah sederhana. Begitu kami (saya, suami, beserta tiga anak) keluar di exit di insterstate (jalan antar state) yang menuju Bryn Mawr, kami disambut kerimbunan pepohonan yang menyerupai hutan kecil. Jalanan yang berliku-liku, naik-turun, dengan belokan yang kadang curam, mengantarkan kami tiba-tiba ke daerah pemukimannya. Daerah pemukiman ini berisi rumah-rumah indah nan mewah, dengan gayanya dari abad 18. Hampir semua rumah terbuat dari batu dan memiliki halaman yang luas dan asri. Berkali-kali kami berdecak kagum melihat deretan rumah dan taman yang ada di sisi kiri dan kanan jalan yang diselingi kerimbunan pohon dan semak-belukar. Tidak lama kemudian, kami sampai di jalanan yang akan mengantarkan kami ke tempat tujuan, Bryn Mawr College. Selamat datang di Village of Bryn Mawr! 

Photo: Papan nama Village of Bryn Mawr di jalan utama.



Kami berada di Bryn Mawr karena putri sulung kami akan tinggal di satu dari dua sekolah tinggi yang ada di desa ini, yaitu Bryn Mawr College. Bryn Mawr berasal dari bahasa Welsh yang artinya bukit besar. Daerah ini merupakan sebagian dari tanah yang dihadiahkan raja Inggris, King Charles II, pada William Penn di tahun 1681. Pada tahun 1683, seorang kaum Quaker bernama Rowland Ellis membeli 323,75 hektar tanah dari William Penn yang kemudian dijadikan tempat pertanian. Pada tahun 1858, Bryn Mawr yang tadinya berupa tempat pertanian, berkembang menjadi desa yang diberi nama Humphreyville, dan berkat perluasan jalur kereta api oleh Philadelphia dan Colombia Railway yang mendirikan "Main Line" yang menghubungkan kota Philadelphia dan Lancaster. Main Line ini merupakan jalur utama dan penting yang salah satu stasiun yang dibangun di situ adalah stasiun Bryn Mawr. Nama ini dipilih untuk dipakai sebagai nama stasiun kereta oleh sekretaris Philadelphia Railroad, John Lesley, pada tahun 1869, dan bukan Humphreyviller. Kemudian di desa ini berdiri dua sekolah tinggi, Haverford College yang didirikan pada tahun 1833 dan Bryn Mawr College yang didirikan pada tahun 1885. Bryn Mawr College merupakan sekolah tinggi pertama khusus wanita yang menawarkan jenjang pendidikan dari tingkat S1 sampai Doktorat. Di kampus Bryn mawr College inilah, putri kami tinggal selama seminggu di asrama mahasiswinya dan memperdalam pelajaran musiknya (bermain biola). 

Photo: Gedung Goodhart Hall di Bryn Mawr College



Kami sampai di Bryn Mawr hari Sabtu pagi dan sesudah mengantarkan putri kami ke asramanya dan mengurus keperluan lain-lain perihal summer music camp-nya, kami berjalan-jalan keliling kampus Bryn Mawr College yang anggun dan indah. Keesokan harinya, kami kembali ke Bryn Mawr (kami menginap di kota lain tak jauh dari situ), untuk menelusuri pusat kotanya. Saat itu Minggu pagi menjelang siang dan Bryn Mawr sepi tanpa kesibukkan. Banyak toko tutup, bahkan restoran pun hanya satu yang buka saat itu. Kami memarkir mobil di jalan utama dan berjalan kaki memperhatikan bangunan demi bangunan yang menghiasi pusat bisnis Bryn Mawr. Beberapa bangunan berupa gedung tua yang kemungkinan berdiri dari tahun 1800-an berupa ruko terlihat masih apik dan menarik. Sebuah etalase yang menawarkan barang-barang antik memamerkan furnitur tua berkelas, sementara toko sebelahnya menawarkan bahan, pola dan kelas untuk ketrampilan crosstitch. Di jalanan utama Bryn Mawr itu terdapat dua toko biola (dan cello) yang memperlihatkan adanya kebutuhan dari sekolah musik di dua sekolah tinggi yang saya sebut sebelumnya, yang cukup tinggi. Tidak ada gedung tinggi lebih dari 3 lantai di jalan itu. Suasananya yang damai dan daerahnya yang bersih, sangat mendukung siapapun yang bersekolah di situ, dan tentu saja membuat saya langsung jatuh hati pada keindahannya.


Photo: Pemandangan di daerah bisnis dan jalan utama Bryn Mawr.
















Sumber bacaan: Bryn Mawr History