Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Monday, September 10, 2012

Tempat Mencekam Bernama Salem Witch Dungeon

Saat kami berlibur ke kota Salem, sebisa mungkin kami berusaha menelusuri tempat-tempat bersejarah yang bersangkut-paut dengan Salem Witch Trial. Seperti di penjelasan saya di jurnal sebelumnya, pengadilan penyihir ini adalah pengadilan khusus yang menoreh sejarah hitam di Amerika Serikat. Saat itu di tahun 1692, negara Amerika Serikat belum terbentuk, tapi kelompok masyarakat yang terdiri dari para pendatang dari Inggris telah membentuk pemerintahan sendiri. Salem Witch Trial muncul akibat histeria massa yang menyebabkan 20 orang tidak bersalah kehilangan nyawa dan mencapai lebih dari 100 orang dipenjara. Bahkan 2 ekor anjing dihukum mati karena dituduh sebagai penyihir juga. Di kota Salem ini yang dulunya saat Salem Witch Trial terjadi, dinamakan Salem Town dan Salem Village. Salem Town menjadi kota Salem yang sekarang sementara Salem Village, tempat dimana banyak para tertuduh dan terdakwa tinggal, menjadi kota tetangga Salem, yaitu kota Danvers.

Satu hal yang saya pelajari saat berjalan-jalan menelusuri sejarah Salem Witch Trial adalah bagaimana nasib para tertuduh di penjara. Mereka ditempatkan di sebuah dungeon atau penjara di bawah tanah. Ironisnya, meski status para tertuduh ini adalah orang-orang yang terhukum dan dibatasi kebebasannya, merekalah yang bertanggung jawab atas biaya selama di penjara. Ya, mereka harus membayar sewa sel penjara dimana mereka ditempatkan. Semakin mampu mereka untuk mengeluarkan biaya yang agak besar, mereka akan ditempatkan di sel yang lebih besar. Sedangkan bagi yang tidak mampu membayar sewa penjaranya, sel penjara tempatnya sangat sempit kurang dari 2 meter x 2 meter. Bisa dibayangkan bagaimana claustrophobic-nya ditambah suasana dungeon-nya yang gelap dan lembab dan tertuduh bisa tinggal di penjara tanpa ada batas waktu yang pasti. Beberapa tertuduh ada yang meninggal di penjara, termasuk janin  yang dikandung seorang ibu, seorang yang dituduh sebagai penyihir.



Salem Witch Dungeon terletak agak terpencil dan di luar dari lingkungan museum dan tempat-tempat lain yang berhubungan dengan Salem Witch Trial yang kebanyakkan berada di pusat kota. Dengan melihat peta untuk para pengunjung dan mengikuti Heritage Trail (garis merah yang ada di jalan dan trotoar untuk melewati temapt-tempat bersejarah di Salem), kami menemukan Salem Witch Dungeon. Tempat ini bukanlah dungeon asli tempat dimana para tertuduh dipenjara. Dungeon yang asli letaknya beberapa block dari Salem Witch Dungeon ini, yang sayangnya dirobohkan untuk membangun gedung baru. Mungkin ada baiknya juga supaya keseraman dan keburukan yang muncul dari dungeon itu bisa digantikan dengan hal-hal yang baik.Tapi bagian dari dungeon yang asli berupa tiang penyangganya yang berusia hampir 400 tahun disimpan di Peabody-Essex Museum di kota Salem dan Salem Witch Dungeon. Ada kepercayaan yang beredar, bagi wanita yang memegang atau mengelus tiang bekas dungeon yang asli, akan mendapat keberuntungan.



Sesudah memasuki bagian pembelian karcis di Salem Witch Dungeon, para pengunjung dipersilahkan melewati sebuah pintu yang menuju sebuah ruangan luas dengan beberapa deret kursi. Terlihat dari ruangannya, gedung yang dipakai sebagai Salem Witch Dungeon dulunya adalah sebuah gereja yang cukup megah. Bau ruangan dimana sebuah panggung bertirai merah berada layaknya bau gedung tua yang apek dan agak lembab. Gedung ini sendiri memiliki sejarah yang masih berhubungan dengan kaum Puritan yang datang dari Inggris, yang dibangun pada tahun 1897 dan dinamakan East Church Chapel. Di dalam ruangan yang sama masih terdapat wind organ yang asli dari sejak gereja ini dibangun. Saat sedang mengagumi ruangan dimana kami duduk, tiba-tiba tirai di panggung terbuka dan seorang gadis cantik berpakaian ala masa saat Salem Witch Trial berlangsung muncul. Dia menceritakan sejarah dungeon asli dan beberapa penghuninya yang hampir semuanya adalah orang-orang yang dituduh sebagai penyihir. Lalu saat si gadis pembawa acara dan sekaligus pemandu di dungeon itu selesai bercerita, dia memperkenalkan seorang pemain drama yang akan memperagakan reenactment berdasarkan pembicaraan asli hasil dari arsip pengadilan. 

Kali ini reenactment-nya berupa cuplikan dari pengadilan yang mengetengahkan tuduhan terhadap Elizabeth Proctor yang sedang hamil dan kesaksian Abigail Williams. Dari reenactment yang berdasarkan sanggahan Elizabeth Proctor terhadap tuduhan sebagai penyihir yang telah mencelakai dna mengguna-gunai Abigail, serta kesaksian Abigail yang lebih seperti mengada-ada dan berupa khayalan dan bukan berdasarkan bukti-bukti nyata. Mendengarkan kepiluan Elizabeth yang dimainkan dengan baik oleh pemain reenactment-nya membuat saya makin merinding dan trenyuh membayangkan keadaan saat Salem Witch Trial berlangsung. Sesudah reenactment selesai, kami dipersilahkan menuruni anak tangga menuju dungeon yang gelap. Di dungeon yang dibuat meniru yang aslinya, terdapat beberapa sel yang berbeda ukurannya. Di dalam sel-sel itu diletakkan mannequin yang menggambarkan keadaan dan penderitaan para tertuduh. Kemudian sesudah sel tersebut, dipelrihatkan pula penghukuman Giles Correy yang dibebani batu-batu supaya mengaku yang mengakibatkan dia tewas. Lalu dilanjutkan dengan penggambaran penggantungan para terdakwa yang meski obyeknya berupa boneka, tetap saja bisa membuat prihatin.Pengalaman yang cukup menarik sesudah mendatangi Salem Witch Dungeon ini. Hal yang paling menarik buat saya adalah bagian reenactment-nya yang ditampilkan dengan gemilang oleh dua pemainnya yang kelihatan bersungguh-sungguh memainkan peran mereka.


Reenactment berdasarkan arsip pengadilan Elizabeth Proctor dan kesaksian Abigail Williams






Pemandangan di bagian dungeon menggambarkan keadaan sel di tahun 1692

 



 

 



5 comments:

  1. serem crita nya di.. jadi ingat juga drama inggris jaman sebelum queen victoria..yg ada hukuman macam ini..btw..tuh ada yg nama proctor:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau di Inggris sih cerita orang2 tidak bersalah dihukumn lebih banyak. Ratunya sendiri aja dipancung kan atas perintah King Henry VIII. Kejadian yang mirip Salem ini kalau di Inggris lebih banyak lagi korbannya, Ning. Iya tuh, nama belakangnya sama, apakah ada hubungan nenek-moyang?

      Delete
  2. yang ini bener2 mencekam dan terasa mistis-nya....,Dian. Di dalam museum itu ada banyak org enggak..? Apa hanya rombonganmu aja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini bukan dungeon yang asli loh, Na. Yang asli sudah dirobohkan dan dibangun gedung baru. Tapi dungeon penggantinya yang ada di bawah bangunan gereja yang dibangun tahun 1897 diwujudkan seperti dungeon aslinya. Tapi memang menyeramkan begitu masuk ke dalam dungeon-nya, Na, serba gelap dan bau lembab.

      Delete
    2. hiiiii....itu dia knp wkt aku masuk kapal selam di surabaya waktu lalu terasa sesak...krn takut + ba lembab.....

      Delete