Welcome to My Sanctuary

If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer...
If you're a pretender, come sit by my fire.
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!


(INVITATION - Shel Silverstein)

Monday, September 24, 2012

Walking Tour, Mendatangi Kuburan Tua di Kota Salem

Jalan-jalan di kota Salem tidak harus selalu mengeluarkan uang. Ada caranya untuk bisa mendatangi tempat-tempat bersejarah tanpa biaya. Salah satunya yang disarankan di website turisme kota Salem adalah Self-Guided Walking Tour. Ada sederatan tempat yang bisa didatangi dengan berjalan kaki, ada jalanan yang diberi nama One Beautiful Street, yang berupa jalan pertama di Amerika dengan penataan dan perencanaan. Ada pula taman bernama Ropes Mansion Gardens yang berupa Colonial Revival Garden atau taman yang didasarkan pada gaya Colonial yang diwujudkan tahun 1912. Tapi kami tidak mendatangi dua tempat itu, melainkan ke dua kuburan tua di Salem.

Mulanya karena sewaktu kami datang, tempat-tempat yang mau kami datangi, salah satunya Salem Witch Museum, belum buka. Saya ajak anak-anak berjalan-jalan berkeliling bagian kota Salem yang sarat dengan rumah-rumah dan bangunan tua. Kami menemukan jalan bernama Howard Street, dimana di situ terdapat kuburan tua kedua di Salem. Kuburannya bernama Howard Street Cemetery terletak di atas bukit yang ditumbuhi beberapa pohon yang salah satunya menaungi sebagian kuburan. Saat kami berada di bukit tersebut, saya bisa melihat ke penjuru kota Salem dimana sederetan condo mewah dan bangunan modern lainnya berselingan dengan gedung apartemen tua. Berdasarkan batu nisan yang ada di Howard Street Cemetery, kebanyakkan bertahun 1800-an. Masing-masing nisan unik, ada yang sudah hilang identitasnya, ada yang masih kentara dengan rincian mengenai orang yang dikubur. Sebagian besar yang dikubur adalah warga biasa kota Salem.

Sesudah kami mengunjungi kuburan di Howard Street, kami melanjutkan dengan kunjungan ke Salem Witch Museum. Lalu kami teruskan jalan-jalan kami sesudah mencicipi sandwich di cafe setempat, ke Old Burying Point yang berada di belakang Peabody-Essex Museum. Kuburan ini tidak luas dan ditumbuhi beberapa pohon yang rendah dahan-dahannya. Di samping kiri dan kanan jalan masuk kuburan terdapat peti batu yang beberapa bertahun 1700-an, ada pula yang bertahun 1600-an. Peti batu besar ini seakan menjadi punggawa kuburan yang ramai didatangi orang yang penasaran akan tempat peristirahatan terakhir dua hakim yang mengadili para terdakwa yang dituduh sebagai penyihir, yaitu kuburan Justice John Hathorne dan Chief Justice Benjamin Lynde. Ternyata untuk kuburan seorang tokoh yang turut menandai babak penting dalam sejarah Amerika, kuburan kedua hakim ini biasa saja. Untuk menemukan kuburan tokoh-tokoh tertentu yang dicanangkan nama-namanya di papan di Old Burying Point, orang harus benar-benar mencari dan memperhatikan satu per satu nisannya. Tidak sedikit pun dua kuburan yang kami datangi terlihat menyeramkan atau dianggap keramat. Sebaliknya, banyak pengunjung mendatangi kuburan untuk menelusuri sejarah kota Salem, bukan untuk berziarah atau mencari tujuan lain yang berbau mistik.


Pemandangan di Howard Street Cemetery

 










Kuburan Tertua Salem, Old Burying Point

 



 



 




3 comments:

  1. waduuuh, bener2 kuburan tua ya.., hebatnya tetap dipelihara/tdk digusur....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di daerah New England, yg merupakan daerah pertama yg didatangi kaum pendatang dari Eropa dan juga daerah Amerika pertama yg dibuka dan dibangun, kuburan2 tua ini jadi bagian dari dunia modern, Na. Mereka nggak pernah diganggu-gugat, biasanya dikasih pagar khusus atau dijadikan obyek pariwisata sekalian. Hebat ya, penghargaan orang2 Amerika pada sejarahnya?

      Delete
    2. iya...hebat iiih. Jadinya kan turun temurun ttap bisa belajar tentang sejarahnya ya Dian.

      Delete