Tape berwarna kuning bertuliskan CAUTION masih terikat di bagian pagar halaman depan kami. Di sudut trotoar teronggok tape yang sama dengan beberapa meter kabel yang sepertinya terputus akibat badai kemarin. Tong-tong sampah di belakang rumah terguling dan tumpah, sementara dua lainnya berpindah tempat terdorong angin kencang. Pemandangan inilah yang saya lihat pertama kali saat keluar rumah sesudah yakin hurricane Sandy sudah berlalu. Angin masih bertiup kencang, sesekali masih terdengar suaranya yang menderu-deru menyeramkan. Langit masih abu-abu seakan menunggu saat untuk menumpahkan hujan. Saya putuskan untuk berjalan berkeliling untuk memeriksa keadaan lingkungan sekitar, sekaligus menjawab keingintahuan saya tentang dampak dari Sandy.
Kemarin malam jalan di sebelah rumah kami tiba-tiba ditutup dan pagi ini saya jadi maklum kenapa. Sebuah pohon besar yang tadinya berdiri di pinggir trotoar tumbang beserta akarnya. Badan pohon menggantung mengerikan ke atas beberapa kabel, dan bagian badan atasnya jatuh ke lantai teratas sebuah rumah. Sementara itu, ada kabel yang menggantung rendah sekali diantara jalan.
Saya meneruskan perjalanan menuju ke arah laut yang jaraknya kira-kira cuma 1/2 mile dari tempat tinggal kami. Laut yang memisahkan kota tinggal kami dengan kota tetangga masih terlihat tinggi permukaannya. Ombak masih terlihat bergerak dengan kuat seiring angin yang bertiup kencang. Saat itu saya berada di sebuah taman yang selalu digunakan warga untuk bermain sepak bola, memandangi laut yang masih bergolak. Inilah salah satu kekuatiran saya kemarin, kalau air laut naik atau kalau sampai ombaknya tinggi sekali, air akan masuk dan menuju ke jalan utama dimana kami tinggal.
Di beberapa halaman rumah tetangga serpihan demi serpihan atau potongan dari bagian rumah mereka tersebar di halaman atau jalan. Genting yang terlepas, canopy yang copot dari tempatnya di depan sebuah rumah, pelapis pinggiran atap rumah terkelupas atau saluran hujan yang copot, semuanya akibat angin kencang kemarin. Di sebuah halaman gedung apartemen yang tadinya adalah gedung sekolah, tiang benderanya yang tadinya terlihat gagah berdiri, ambruk ke tanah.
Pikiran saya saat hurricane Sandy melanda adalah seputar tiga pohon yang ada di sekeliling rumah kami. Pengalaman saya selama ada badai berlangsung adalah pohon itu bisa menjadi bahaya tersendiri. Saya pernah melihat sendiri beberapa tahun lalu sewaktu badai membuat dahan pohon patah, jatuh ke atas kabel listrik, yang kemudian putus dan mengeluarkan api. Yang lebih mengerikan lagi adalah kabelnya masih hidup sementara di jalan genangan air menunggu karena salju yang turun. Tidak adanya jaminan pasti kalau pohon-pohon di sekitar kami akan baik-baik saja saat diterpa angin kencang inilah yang membuat was-was. Beberapa kemungkinan buruk bisa terjadi termasuk kalau pohon di bagian samping dan belakang jatuh, bisa menimpa kamar tidur kami, atau menimpa garasi dan mobil. Kemungkinan lain tentunya kalau sampai tumbang bisa menimpa rumah tetangga, yang tentu juga sesuatu yang tidak kami inginkan. Kehebatan terpaan angin kemarin terbukti di sepanjang jalan saat saya berkeliling tadi. Pohon kecil dan besar, baik itu yang muda atau tua, seakan dengan mudahnya patah jadi dua atau tercabut sampai akarnya. Bahkan semen pun tidak kuasa menahan, terangkat begitu saja seakan kertas. Sebuah pohon besar di alun-alun kota rebah tak berdaya menimpa papan nama kota dan menjadi simbol kedatangan Sandy yang menghebohkan.